Sebuah iklan bisa dikatakan sukses bila sang pembuat iklan memiliki kepekaan akan budaya yang terjadi di sekitarnya. Iklan juga bisa menjadi tempat penempatan beberapa unsur-unsur budaya baik melalui bahasa verbal maupun non-verbal. Seperti salah satu iklan perusahaan rokok Djarum 76. Dimana iklan rokok menjadi kontraversial di Indonesia. Hal itu dikarenakan iklan rokok ditayangkan pada jam-jam tertentu, sehingga semua orang dapat melihatnya terutama anak-anak. Maka dari itu, iklan rokok dikemas menjadi lebih menarik lagi yang memberikan pesan eksplisit dalam penayangan iklan tersebut. Sehingga, para perusahaan rokok berlomba-lomba membuat iklan yang menarik konsumennya.
Dimana dalam iklan rokok Djarum 76 ini dalam versi kontes jin banyak menyita perhatian penontonnya, karena iklan tersebut mengangkat satu isu mengenai praktek korupsi di Indonesia. Iklan rokok Djarum 76 ini sudah menampilkan berbagai macam versi atau konten yang berbeda. Akan tetapi, kali ini iklan Djarum 76 menampilkan versi atau konten yang bisa dikatakan mencoba menyindir atau memberikan kritikan terkait isu permainan kotor para petinggi negara terkait kasus korupsi yang ada di Indonesia. Iklan ini menjadi menarik karena sang jin memainkan atau menunjukan aksi sulapnya dengan menghilangkan kasus koruspi yang ada di Indonesia.
Isi dari iklan rokok Djarum 76 mempresentasikan tiga jin yang mengikuti perlombaan jin. Dari ketiga jin tersebut, mereka menunjukan aksi sulapnya dengan menghilangkan suatu hal yang menjadi ciri khas di negera mereka masing-masing. Dimana jin pertama berasal dari Timur Tengah dengan pakaian khasnya seperti pada tokoh Aladin dalam fim kartu Aladin. Dimana jin tersebut menghilangkan Piramida. Peserta jin kedua menunjukan aksi sulapnya dengan menghilangkan Gunung Fuji. Jin kedua ini berasal dari Jepan dengan pakaian kinomonya. Kemudian, jin ketiga, direpresentasikan dengan memakai pakaian adat Jawa, sehingga itu dapat menjadi identitas dari bangsa Indonesia. Jin ketiga ini, menunjukan atraksinya dengan menghilangkan tumpukan dokumen yang di ketahui sebagai kasus koruspi yang ada di Indonesia.
Dimana setelah adegan tersebut, para penonton yang digambarkan sebagai para koruptor bersorak girang dan terlihat senang yang diperlihatkan dari wajah-wajah mereka. Dimana dalam salah satu penonton tersebut terlihat seperti sosok yang dikenal sebagai koruptor kelas kakap yang ada di Indonesia yaitu Gayus Tambunan. Mereka bersorak gembira dan sangat senang karena dengan hilangnya kasus korupsi di Indonesia, hilang pula hukuman bagi para koruptor. Sehingga, para koruptor saling berjabat tangan merayakan hilangnya hukuman bagi mereka.
Kasus korupsi sering kali menjadi permasalahan yang sulit untuk diatasi. Korupsi sudah terjadi sejak sebelum Indonesia merdeka. Sehingga dapat dikatakan bahwa korupsi merupakan sebuah budaya atau tradisi di Indonesia. Hal itu dikarenakan kasus korupsi selalu didorong dari motif kekayaan dan motif kekuasaan. Sehingga, membuat para koruptor terdorong untuk melakukan tindakan mengambil hak-hak masyarakat.
Dalam iklan tersebut terdapat hal menarik yaitu dalam penggunaan bahasa. Dimana ketiga jin tersebut menggunakan bahasa mereka masing-masing. Pada jin pertama, ia mengucapkan bahasa yang terdengar seperti bahasa yang mereka gunakan di Timur Tengah. Kemudian, pada jin kedua, ia pun menggunakan bahasa yang terdengar seperti bahasa jepang. Dari kedua jin tersebut, kita tidak bisa mengerti atau memahami apa yang dikatakan oleh kedua jin tersebut. Akan tetapi, iklan tersebut dikemas dalam versi jin yang dapat diartikan bahwa jin tersebut sedang menunjukan aksi sulap dengan menghilangkan ciri khas dari negara mereka masing-masing.
Selain itu terdapat adegan dimana para penonton yang menonton aksi sulap para jin berjabat tangan yang diartikan sebagai sebuah kesepakatan atau bentuk merayakan kesuksesan akan suatu hal. Penggunaan ruang pada iklan tersebut sebagi bentuk interaksi sosial antara para kontestan atau peserta dan penonton. Selain itu, budaya yang ditampilkan adalah budaya orang Asia. Dimana mereka menganggap duduk bersebelahan dan keramaian merupakan hal yang sudah biasa dilakukan. Selain itu budaya saling menghormati terlihat ketika para peserta jin mengakui kehebatan dari aksi sulap yang dilakukan oleh jin dari Indonesia.
Referensi
Firmansyah, A. (2014). Representasi Korupsi Pada Tayangan Iklan Djarum 76 (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Korupsi Dalam Tayangan Iklan Djarum 76) (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Mahardian, Reza. “Video Iklan Djarum 76 (korupsi hilang)”, 15 Februari 2015, https://www.youtube.com/watch?v=IrB44Xq2dOk - Youtube
Comentários