top of page
petrajodritehupuri

Konstruksi sosial dalam iklan Boneto – tumbuh tinggi emang seru

Pada abad ke 21 ini, iklan menjadi hal yang selalu kita temui dalam keseharian kita, entah saat kita sedang berada dijalan atau bahkan saat sedang bermain smartphone sambal tiduran di kamar. Iklan digunakan oleh para produsen dalam hal ini para penyedia jasa dan penyedia barang untuk mempromosikan produk yang mereka buat. Visual dan audio yang ditampilkan tentunya harus menarik agar para konsumen minimal tertarik dengan iklan yang ditampilkan.


Penulis akan mencoba melihat konstruksi sosial yang ada di dalam iklan secara sederhana. Berikut ini adalah beberapa scene dalam iklan Boneto yang menjadi sorotan bagi penulis.


Gambar 1


Gambar 2


Gambar 3


Iklan ini menampilkan latar ditaman bermain. Pada Scene 1 terlihat ada tiga anak yang sedang bergelantungan dan menjadi sorotan kamera. Lanjut pada Scene 2 terlihat seorang anak laki-laki yang sedang berpegangan pada suatu benda dan ditarik oleh teman-temannya sehingga terangkat dari tanah. Kemudian pada Scene ke 3 terlihat seorang anak yang sedang ditarik dari tangan dan dari kakinya.


Tujuan dari ketiga adegan ini tentunya sama, yaitu ingin meninggikan badan secara manual yaitu dengan cara ditarik-tarik. Sekarang timbul sebuah pertanyaan, mengapa demikian? Hal ini bisa terjawab dengan melihat konstruksi sosial yang ada dalam masyarakat. kontruksi itu berkaitan dengan tinggi badan seseorang. Seseorang (dalam hal ini anak-anak) yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata tinggi badan anak seusianya akan dianggap anak yang sehat dan mendapat asupan nutrisi yang cukup, padahal tinggi badan seseorang tidak bisa menjadi ukuran bahwa anak itu merupakan seorang anak yang sehat.


Kesimpulannya bahwa iklan pada akhirnya hanya akan mengadopsi konstruksi yang ada di masyarakat, hanya saja visual yang ditampilkan dalam iklan tentunya akan dibuat lebih menarik daripada kenyataannya. Adalah benar bahwa iklan pada akhirnya hanya akan menjadi sebuah representasi dari kehidupan sosial masyarakat.

18 views0 comments

Comments


bottom of page